Sunday, 27 November 2011

FAMILI APOCYNACEAE

FAMILY APOCYNACEAE
Deskripsi Umum
Pohon, perdu atau semak, sering memanjat, sering bergetah. Daun tunggal, seluruhnya berhadapan, tanpa daun penumpu, bertepi rata. Bunga dalam anak payung, malai rata, jarang berdiri sendiri, beraturan, berkelamin 2, kebanyakan berbilangan 5. Kelopak kebanyakan berbagi 5, mahkota berdaun lekat, dengan letak yang terputar. Benang sari tertancap pada tabung mahkota berseling dengan lekukan. Kepala sari beruang 2, tonjolan dasar bunga tidak ada, sering terdiri dari sisik. Bakal buah kebanyakan 2, terpisah, tetapi dihubungkan dengan tangkai putik, beruang 1, jarang berlekatan sampai satu bakal buah. Tangkai putik 1, kepala putik bergigi 2. Buah batu atau buah bumbung 1 atau 2, kadang-kadang buah kotak yang berkatup 2 (Steenis, 1978). Genus: Aganosma, Allamanda, Alstonia, Alyxia, Ancornia, Anodendron, Beaumonti,  Carissa, Catharanthus, Cerbera, Chilocarpus, Chonemorpha, Dyera, Funtumia, Hollarrhena, Hunteria, Ichnocarpus, Kibatalia, Kopsia, Landolphia, Lepiniopsis, Leuconotis, Mandevilla, Melodinus, Neissosperma, Ochrosia, Odontadenia, Parameria, Parsonsia, Plumeria, Prestonia, Rauvolfia, Stemmadenia, Strophanthus, Tabernaemontana, Thevetia, Trachelospermum, Vallaris, Voacanga, Wallida, Willugbheia, Wrightia.
1.      Genus: Allamanda
Genus yang berasal dari Amerika, terdiri dari kira-kira selusin spesies tanaman merambat, beberapa ditanam pada iklim yang hangat dengan bunga bentuk terompet warna-warni, kebanyakan warna kuning. Daun mengkilap, 3-6 batang, memiliki getah seperti susu jika dipotong. Sebagai tanaman hias paling populer di daerah beriklim panas, ideal untuk pagar atau dirambatkan pada dinding (Periplus, 1999). Allamanda cathartica Tanaman asli dari daerah tropis di Amerika Selatan, memiliki nama common allamanda, golden trumpet, dan lame areuy (Sunda).
Sifat Fisik
Perdu memanjat, berkayu, mengandung getah, batangnya dapat mencapai panjang 3-6 m, berdiameter kecil. Daun tanaman berbentuk lanset atau seperti mata lembing 10 panjangnya 10-15 cm, ujung meruncing. Susunan daun berkarang dengan jumlah 4 daun. Terkadang daunnya agak terpilin. Bunga berbentuk terompet, tersusun dalam tandan dengan jumlah kuntum 8-10 kuntum, umumnya mempunyai bunga berwarna kuning, namun sekarang telah banyak dijumpai berbunga merah, merah muda, dan variegate (Heerdjan dan Fajar, 2005). Bunga yang berwarna kuning cerah berkelopak lima helai dengan mahkota bunga mirip gelas anggur yang berkaki. Sewaktu masih kuncup, bunga berwarna kecoklatan muncul bergerombol di ujung-ujung batangnya (Emir dkk, 2006). Benang sari tertancap dalam leher, tangkai benang sari sangat pendek. Tonjolan dasar bunga berbentuk cincin, berlekuk 5. Bakal buah rata, beruang 1, papan biji 2, melekat di dinding. Bakal biji banyak, kepala sari tebal, cylindris, di sebelah bawah dengan selaput yang mengarah ke bawah, pada ujung bertaju 2 pendek, runcing. Buah kotak berkatup 2, berbentuk telur, pipih, berduri tempel, panjang 3,5 cm. Biji pipih lebar, serupa selaput (Steenis, 1978
Sifat Ekologis
Tanaman ini tumbuh di daerah dengan ketinggian 10-850 m dpl. Cahaya matahari tidak menjadi faktor penghambat karena tanaman ini dapat tumbuh di lokasi yang terkena sinar matahari langsung maupun di tempat yang agak teduh. Hanya saja, tanaman ini akan rajin berbunga bila tumbuh di tempat yang banyak terkena sinar matahari langsung. Tanaman ini lebih menyukai tanah sedikit basa. Tanaman harus dihindari dari kekeringan dan cahaya berlebihan karena akan menarik kutu putih, serangga pengisap, dan laba-laba merah yang mengganggu pertumbuhan tanaman. Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk dan merangsang pertumbuhan cabang, tunas atau bakal buah. Perbanyakan tanaman dilakukan melalui stek dan biji (Heerdjan dan Fajar, 2005).
Kegunaan dalam Lanskap
Sebagai tanaman rambat, alamanda banyak dipakai sebagai tanaman pagar, bingkai pintu gerbang, dan atap pergola. Sifat tumbuhnya yang tidak rimbun dan mendekati tegak membuat alamanda pantas menjadi penghias pergola dan penghias pagar.
2.     

Kamboja
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:         Plantae
Divisi:              Magnoliophyta
Kelas:              Magnoliopsida
Ordo:               Gentianales
Famili:             Apocynaceae
Genus:                        Plumeria
Species           Plumeria rubra (dikenal juga sebagai Plumeria acuminata and Plumeria acutifolia)

 
Sinonim :
Plumeria acuminata, Ait. P. acuminata, Roxb. P. acutifolia, Poir. P. alba, Blanco. P. obtusa, Lour. P. rubra, Linn. from acutifolia Woods. P. rubra, Linn. var. acutifolia (Poir) Bailey.
Familia :
Apocynaceae
Uraian :
Morfologi Kamboja Daerah asal tumbuhan ini dari Amerika tropik dan Afrika, Termasuk tanaman hias, Varitas tumbuhan kamboja terdiri dari beberapa jenis antara lain : Kamboja putih dan kamboja merah / Kamboja jepang. Batang : batang berkayu keras tinggi, mencapai 6 meter, percabangannya banyak, batang utama besar, cabang muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan bergetah. Daun : daun hijau, berbentuk lonjong dengan kedua ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun yang menonjol, sering rontok terutama saat berbunga lebat, Bunga : Bunganya berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, daun bunga berjumlah 5 buah, berbunga sepanjang tahun. Syarat Tumbuh : Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut, tumbuh subur hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu untuk berkembang biaknya.
Nama Lokal :
Kamboja (Indonesia), Semboja (Jawa), Bunga jebun (Bali); Samoja, Kamoja (Sunda), Bunga lomilate (Gorontalo); Campaka molja/bakul (Madura), Pandam (Minangkabau); Karasuti, Kolosusu, Tintis (Minahasa), Capaka kubu(Tidore);  
3.     

Klasifikasi ilmiah
Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
SubKelas         : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili              : Apocynaceae
Genus             : Nerium
      1. Nama Ilmiah                             : Nerium  oleander   
2. Sinonim                                     : Nerium indicum Mill
3. Nama Lokal                                          : Oleander
4. Familia                                      : Apocynaceae
5. Ordo                                          : Apocynales
B.Ciri Umum
1. Habitus                                      : Perdu tegak
2. Batang                                       : Bulat
3. Percabangan                              : Monopodial
C.Daun
1. Jenis daun                                 :Daun majemuk menyirip
2. Filotaksis                                   : Folia sparsa
3. Bentuk & Ukuran                                 :Lanceolatus, panjang : 2-14 cm ; lebar : 0,5 -1 cm
4. Margo folii                                : Integer (rata)
5. Basis folii                                  : Acuminatus (runcing)
6. Apex folii                                  : Acutus (runcing)
7. Permukaan daun    :
a.  Warna      :                                atas      : Hijau tua         bawah :Hijau muda     
b.  Tekstur     :                               atas      : Licin               bawah  :Licin
8. Nervatio                                    penninervis  (menyirip)

D.Bunga
1. Bentuk Bunga                           : zigomorf
2. Jumlah & warna sepal               : 5, hijau
3. Jumlah & warna petal               : 5, oranye
4. Jumlah Stamen                          : 5
5. Kedudukan ovarium                             : superus
6. Infloresensi                               : rasemosa
7. Braktea/Brakteola                     : ada
8. Rumus bunga                                 : -
E.Buah
1. Tipe buah                                      : kapsula          
2. Bentuk & Ukuran                          : memanjang, panjang 3-16 inch
Pembahasan:
Nerium indicum Mill. sering disebut juga Nerium odorum Soland., termasuk dalam familia Apocynaceae. Di Indonesia tumbuhan ini dikenal dengan nama jure (jawa), kenyeri (Bali), kembang mentega, bunga mentega, oleander (Hembing, 1993).
Tumbuhan ini berasal (indigenous) dari India, tumbuh pada ketinggian 1-700 m di atas permukaan laut, tahan terhadap cuaca panas dan kekeringan. Tumbuhan ini berbentuk perdu tegak, tinggi 2-5 m, merupakan tanaman hias yang ditanam di halaman rumah dan kadang kala ditanam di pinggir jalan. Daunnya berbentuk garis lanset, tebal, bertangkai sekitar 1 cm yang agak membengkok dengan ibu tulang yang menonjol. Panjang daun 7-20 cm, lebar 1-3 cm warna daun bagian atas hijau tua dan bagian bawah hijau muda, ujung dari pangkal daun runcing dan tepinya rata. Bunga berbentuk malai di ujung ranting dengan mahkota berbentuk corong, tabung pada pangkalnya sempit, berwarna merah muda dan putih. Buah berbentuk panjang dengan ukuran 15-25 cm, bulat beralur memanjang dengan banyak biji yang berambut. Perbanyakan tumbuhan ini dapat dilakukan dengan stek batang
4.   
Klasifikasi ilmiah
          Kingdom:         Plantae (Tumbuhan)
          Super Divisi:    Spermatophyta (Menghasilkan biji)
          Divisi:              Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
          Kelas:              Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
          Sub Kelas:       Asteridae
          Ordo:               Gentianales
          Famili:             Apocynaceae
          Genus:            Catharanthus
 












Nama Lokal.
Perwinkle (Inggris), Chang Chun Hua (Cina); Keminting Cina, Rumput Jalang (Malaysia); Tapak Dara (Indonesia), Kembang Sari Cina (Jawa); Kembang Tembaga Beureum (Sunda);
Nama Melayu: Kemunting Cina, Rumput Jalang, Tapak Dara, Kembang Sari Cina, Ros Pantai
Nama Lain: Rose Periwinkle, Old-Maid, Madagascar Periwinkle, Periwinkle
Uraian.
Tapakdara (Catharanthus roseus) banyak dipelihara sebagai tanaman hias. Tapakdara sering dibedakan menurut jenis bunganya, yaitu putih dan merah. Tumbuhan semak tegak yang dapat mencapai ketinggian batang sampai 100 cm ini, sebenarnya merupakan tumbuhan liar yang biasa tumbuh subur di padang atau dipedesaan beriklim tropis. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah, umumnya ditanam sebagai tanaman hias. Tapak dara bisa tumbuh di tempat terbuka atau terlindung pada bermacam-macam iklim, ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl.
Ciri-ciri tumbuhan ini : Terna atau semak, menahun, tumbuh tegak, tinggi mencapai 120 cm, banyak bercabang. Batang bulat, bagian pangkal berkayu, berambut halus, warnanya merah tengguli. Daun tunggal, agak tebal, bertangkai pendek, berhadapan bersilang. Helai daun elips, ujung runcng, pangkal meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, kedua permukaan daun mengkilap dan berambut halus. Perbungaan majemuk, keluar dari ujung tangkai dan ketiak daun dengan 5 helai mahkota bunga berbentuk terompet, warnanya ada yang putih, merah muda atau putih dengan bercak merah di tengahnya. Buahnya buah bumbung berbulu, menggantung, berisi banyak biji berwarna hitam. Perbanyakan dengan biji, setek batang atau akar.
5.     



Klasifikasi ilmiah
Kerajaan          : Tumbuhan
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Gentianales
Famili              : Apocynaceae
Genus             : Adenium
Spesies           : A. obesum
 








                                   
Masyarakat Indonesia menamakan adenium sebagai kamboja jepang, mungkin dikaitkan dengan stereotype yang beredar. Contohnya buah-buahan yang besar biasa disebut sebagai Bangkok, sedangkan tanaman yang kecil-kecil biasa disebut Jepang, sehingga jika dahulu kala sudah ada Kamboja yang sosok tanamannya tinggi besar, maka begitu ada tanaman yang sosoknya kecil tapi mirip kamboja, disebutlah sebagai kamboja jepang.
Sebenarnya kamboja adalah jenis Plumeria, kerabat jauh dari Adenium. Beberapa perbedaan antara Adenium dengan Plumeria adalah sebagai berikut:
  • Adenium berbatang besar dengan bagian bawah menyerupai umbi, namun sosok tanamannya sendiri kecil dengan daun kecil panjang. Akar adenium juga dapat membesar menyerupai umbi.
  • Plumeria berbatang kecil memanjang tanpa bentuk umbi, dengan sosok tanaman yang besar dan dapat tumbuh tinggi, dengan bentuk daun panjang dan besar.
Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan membentuk kesan unik seperti bonsai. Sedangkan batangnya lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun dapat membesar.
Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul nantinya lebih serempak.
Daun adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa bulu. Sedangkan bunga adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing
6.   









Klasifikasi ilmiah
Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas       : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili              : Apocynaceae
Genus             : Thevetia
 









1.   Nama Ilmiah             : Thevetia peruviana
2.   Sinonim                     : Thevetia nerifolia
3.   Nama lokal                 : Ginje
4.   Familia                      : Apocynaceae
5.   Ordo                           : Apocynales
6.   Simplisia                     : Daun ( Thevetiae folium )
7.   Area distribusi           : Kebun Raya Purwodadi ; Amerika Tropis
8.   Pemakaian secara tradisional dan cara  pemakaian : Daun ginje 17 lembar, cabe 7 biji,
      ditumbuk halus dan diberi  air. Kemudian diremas dan disaring .
9.   Pemakaian umum       : Air saringan dioleskan pada bagian kulit yang infeksi 2 – 3 kali  sehari 

B. CIRI UMUM
1.   Habitus                       : Tropis ; Tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias          pada daerah kering di dataran rendah sampai 900 dpl
2.   Batang                        : Tegak, tinggi 2 – 4 bergetah, ranting bulat
3.   Percabangan              : Banyak
 
C. DAUN
1.   Jenis daun                  : Daun tunggal
2.   Filotaksis                   : Folia sparsa ( ½ )
3.   Bentuk & ukuran       : Berbentuk garis lanset ; menjari & ukuran panjang   4- 12 cm, lebar 5-14 cm
4.   Margo folii                 : Rata
5.   Basis folii                   : Runcing ( Acutus )
6.   Apex folii                   : Meruncing ( Acuminatus )
7.   Permukaan daun
      a. Warna    Atas       : Hijau tua mengkilat            Bawah : Hijau muda
      b. Tekstur  Atas       : Garis lanset, serupa kulit gundul  Bawah : Gundul
8.   Nervatio                    : Penninervis
9.   Catatan tambahan      : Kandungan kimia = Thevetiana ( alkaloid gigitalis ) ;                         nerifolin ; perufosida ; rufosida ; minyak lemak
 
D. BUNGA
1.   Bentuk bunga                  : Majemuk ; bentuk malai ; mahkota bentuk ginjal
2.   Jumlah & warna sepal      : 5 ( Kuning kemerahan )
3.   Jumlah & warna petal      : 5 ( Kuning kemerahan ), gabung
4.   Jumlah stamen                 : Sebanyak petal ( Epipetalus )
5.   Kedudukan ovarium        : Superior
6.   Infloresensi                      : Simosa + Braktea + Brakteola
7.   Braktea/brakteola            :       ----
8.   Rumus bunga                   : Ca5, [ Co(5), A5 ], G2
 
E. BUAH
1.   Tipe buah                        : Drupa ( biji + rambut pada ujungnya )
2.   Bentuk dan ukuran           : Buah kotak, beruang 2-4, diameter ± 7,5 mm
3.   Warna                             : Coklat kehitaman / hijau kekuningan


KESIMPULAN

Dilihat dari ciri-ciri ke enam tanaman yang tergolong dalam family apocynaeae persamaan dari ke tujuh tanaman yaitu,  perdu atau semak, Daun tunggal, bertepi rata atau runcing, batang berkayu, mengandung getah, bunga berbentuk terompet.  Bunga dalam anak payung, malai rata, jarang berdiri sendiri, beraturan, berkelamin 2, kebanyakan berbilangan 5. Kelopak kebanyakan berbagi 5, mahkota berdaun lekat, dengan letak yang terputar. Jadi Plumeria, Alamanda, Nerium, Catharantus, Adenium dan Thevetia sp digolongkan kedalam Family apocynaceae


Share:

0 KOMEN: